Percikan Hikmah dari Kisah Tabiin

Di era yang semakin miskin dengan tokoh teladan ini, para sahabat, tabiin, dan salafus shalih semestinya menjadi panutan kita. Selain para sahabat nabi dan khalifah, ada beberapa tokoh dalam sejarah Islam yang layak menjadi panutan kita. Di antara mereka adalah para ahlul bait dari khulafaur rasyidin. Kisah mereka pastinya menarik dan banyak percikan hikmah yang bisa dipetik dari keteladan mereka. Siapa saja mereka?

Buku Percikan Hikmah dari Kisah Tabiin mengungkap biografi tiga tokoh muslim yang lahir dan hidup sebagai generasi rabbani atau kurun terbaik bersama para Sahabat Nabi kita, Muhammad shallallaahu alaihi wasallam. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari biografi para tabiin ini. Mereka adalah:

• Salim, putra Abdullah bin Umar bin al-Khathab radhiallaahu anhu. Dari biografi Salim, kita akan belajar tentang adab menuntut ilmu, sikap zuhud dan cinta akhirat, seni berdiplomasi, dan hakikat cinta kepada Ahlul Bait.
• Ali Zainal Abidin, putra Husain bin Ali bin Abu Thalib radhiallaahu anhu. Dari biografi Zainal Abidin, kita akan belajar ihwal kemuliaan nasab yang tidak otomatis menjamin ketakwaan hati, hubungan harmonis antara Ahlul Bait dan para Sahabat, sikap memaafkan dan tidak mendendam antar sesama hamba, serta bagaimana menjadi pribadi yang dermawan.
• Ahnaf bin Qais radhiallaahu anhu. Dari biografi Ahnaf para pembaca akan belajar mengenai apa yang dapat membuat seseorang didoakan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, sosok yang menjadi teladan sepanjang masa dan rahmatan lil alamin. Dari biografi tabiin ini, kita akan belajar bahwa murid yang baik itu lahir dari guru yang baik, juga urgensi muhasabah atau introspeksi betapa pun tinggi kedudukan kita di mata manusia.

Seperti judulnya, buku percikan hikmah dari kisah tabiin ini menyajikan banyak pelajaran berharga. Semoga kita dapat mengambil faedah dan hikmah dari uraian kisah kehidupan ketiga Tabi’in ini. Selamat membaca!